Perairan Indonesia yang sangat luas memiliki potensi perikanan yang
cukup besar. Akan tetapi peningkatan produksi perikanan Indonesia tidak bisa
semata mata hanya diandalkan dari sektor perikanan tangkap. Potensi perikanan
tangkap seberapapun besarnya akan terus berkurang jika dilakukan penangkapan
terus menerus apalagi jika dilakukan secara berlebihan (over fishing).
Dalam melakukan kegiatan penagkapan ikan sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan
kesinambungan stok ikan yang ada di alam. Untuk itu peningkatan produksi
perikanan bisa dilakukan dengan meningkatkan produksi dari sektor perikanan
budidaya.
Perikanan budidaya di Indonesia juga memiliki potensi yang cukup besar
untuk dikembangkan. Sektor perikanan budidaya ini jika dikelola dengan baik
akan bisa digunakan sebagai motor penggerak perekonomian dan penyerap tenaga
kerja. Potensi perairan yang bisa dikembangkan diantaranya adalah di perairan
air tawar (sungai, danau, kolam), perairan payau (tambak) dan perairan laut
(pantai dan laut lepas).Dari potensi perikanan budidaya Indonesia tersebut,
peluang investasi dalam sektor budidaya perikanan di Indonesia baik di tambak
maupun kolam masih sangat terbuka lebar. Perikanan budidaya Indonesia
masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
Dengan melihat jumlah potensi dan hasil produksi perikanan budidaya di
Indonesia ini. Kita bisa melihat bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat
besar terutama jika dilihat dari luas perairan lautnya yang sangat besar. Jika
potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki ini bisa dimanfaatkan secara
optimal tentunya akan mampu memberikan sumbangan yang cukup besar bagi kemajuan
perekonomian Indonesia. Dari sektor kelautan dan perikanan Indonesia ini
Indonesia memiliki beberapa komoditas unggulan diantaranya udang, rumput laut,
ikan bandeng, patin, lele, nila, gurame, mas, kerapu, kakap putih, dan
ikan-ikan lokal lain. Dari sisi penerimaan pasar, hasil produksi komoditas
budidaya perikanan Indonesia sangat banyak diminati di pasar global. Komoditas
perikanan budidaya Indonesia memang diakui memiliki nilai ekonomis tinggi yang
berorientasi ekspor sehingga banyak diminati oleh pasar luar negeri. Pasar
ekspor tersebut masih memiliki peluang pengembangan yang masih sangat terbuka
lebar.
Oleh karena itu pengembangan sektor perikanan dan Kelautan termasuk di
dalamnya sektor perikanan budidaya di Indonesia merupakan sebuah keharusan. Hal
ini sejalan dengan visi misi Kabinet Kerja Indonesia yaitu mendorong laut
menjadi sumber ekonomi bangsa.
Kelurahan Jahab Kecamatan
Kutai Kartanegara
Gambar 1 kelurahan Jahab
Adalah salah satu
kelurahan yang berada di daerah KUKAR di
kelurahan tersebuut banyak potensi desa yang tidak banyak orang tau, salah satu
potensi yang ada di sana adalah di bidang perikanan, di kelurahan tersebut ada
satu orang penyuluh swadaya yang ingin mengembangankan usaha dan bakatnya dalam
berbudidaya ikan, usaha ini yang di rintisnya sudah cukup lama di bidang perikanan
penyuluh swadaya ini menginginkan orang-orang yang ada di sekitaran kelurahan
Jahab bisa ikut serta dalam berbudidaya
bukan hanya hasil budidaya yang di dapat melainkan pengalaman yang
banyak yang dapat di ambil dari hasil budidaya itu keinginan yang besar bangi
penyuluh swadaya yang berada di Kelurahan Jahab, ada keinginan dan tekat yang
kuat yang ingain disampaikan oleh penyuluh swadaya tersebut ya itu ingin sekali
bakat yang di miliknya dapat di bagikan dan berguna bagi warga sekitar.
Gambar 2 sekertariat
POKDAKAN
Ini adalah salah satu sekertariatan
kelompok pembudidaya ikan yang di kelola Pak Purnomo penyuluh swadaya di kelurahan Jahab Kecamatan Tenggarong KAB. KUKAR, selain ketua
dari POKDAKAN Pak Purnomo juga menjabat sebgaia ketua RT 15 di Kelurahan Jahab
beliau sangan senang membudidayakan ikan selain sebagai hiburan budidaya ikan
juga sangat menjajinkan hasilnya, pekerjaan utama beliau adalah membudidayakan
ikan selian memebudidayakan ikan Pak
Purnomo juga memelihara atau berternak babi, ayam, beebek, dan mentok akan
tetapi fokus usahanya adalah sebagai pembudidaya ikan, jenis-jenis ikan yang di budidayakan Pak
Purnomo ada bebebrapa jenis ikan seperti ikan lele( clarias sp),patin (pangasius),
gurame (osphronemus goramy)dan nila (Oreochromis niloticus)
Gambar 3 kolam ikan
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan
untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk
memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan,
ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya
ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan
keramba. Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat
jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai
pengetahuan tambahan, silahkan baca cara membuat kolam ikan. Tahapan yang harus dilakukan dalam
menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut
Perawatan kolam terpal
Gambar 4 kolam terpal
Untuk menjaga kualitas air pada kolam terpal
dibutuhkan perawatan dan cara-cara khusus tertentu mengingat media yang
digunakan berbeda dengan kolam biasa kebanyakan (plester). Menjaga kualitas air
pada kolam lele ini penting dan menjadi modal untuk kehidupan ikan lele yang
tinggal pada kolam terpal tersebut.
Meskipun banyak orang yang percaya bahwa ikan lele
merupakan ikan yang tangguh yang sudah terbukti bahwa ikan lele tetap bisa
bertahan hidup didaerah lumpur yang minim air bahkan dicomberan sekalipun yang
airnya sudah pasti jelek. Meskipun demikian kualitas air ini akan berpengaruh
terhadap kesehatan ikan lele yang hidup pada air kolam terpal tersebut. Untuk
mengetahui kualitas air secara detail gunakanlah alat uji kualitas air yang multiparameter sehingga lengkap.
Untuk lele kebutuhan konsumsi tentu tidak boleh
sembarangan air nya mengingat ikan lele tersebut akan diolah untuk aneka olahan
makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu menjaga kualitas air
menjadi hal yang penting, sekalipun lele termasuk ikan yang tahan terhadap
kondisi air yang minim, jelek dan kotor. Sebelum benih ikan lele ditebarkan,
kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau
bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan
tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering.
Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat
yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari
periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran,
sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati. Setelah dikeringkan, permukaan
tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk
memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam
tanah.
Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang
terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan
gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari
tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.
Pengapuran dan pemupukan
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman
kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang
digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara
ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik
tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk
pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat
keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.
Langkah selanjutnya adalah pemupukan.
Gunakan paduan pupuk organik ditambah
urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos.
Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya
adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi.
Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air
seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami
ikan lele.
Syarat benih unggul
Gambar 5 bibit ikan
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat.
Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka
dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal.
Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut
menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.
Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki
panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan
berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan
2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per
kilogram.
Cara menebar benih
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim
terlebih dahulu. Caranya, masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke
dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih
dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih
keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.
Tebarkan
benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi.
Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah
benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat
benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air
untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan
dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar