Senin, 13 Agustus 2018

SEKTOR PERTANIAN

POTENSI SEKTOR PERTANIAN DI KELURAHAN JAHAB

Sumber: Fajar menyingsing di Langit Jahab, Dokumentasi Penulis



Pertanian merupakan sumber pendapatan dalam neraca perdagangan Indonesia. Pertanian menjadi salah satu alternatif dalam menciptakan Indonesia yang makmur dan sejahtera. Kelurahan Jahab termasuk wilayah yang bisa dikatakan sebagai kelurahan dengan potensi pertanian yang cukup besar karena, sektor pertanian di Jahab hampir 95%. Sektor pertanian di Kelurahan Jahab meliputi pertanian padi, sayur dan buah-buahan. Berikut uraian terkait potensi sektor pertanian di Kelurahan Jahab: 

PADI

Sumber: Lahan Pertanian Padi di RT 18 Gunung Triyu Jahab, Dokumentasi Penulis
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) adalah salah satu komoditas pertanian yang paling banyak ditemukan di sektor pertanian Kelurahan Jahab. Pola tanam sektor pertanian di Jahab menerapkan pola monokultur yaitu, pola tanam dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau gambas saja. Tujuan menanam secara monokultur adalah meningkatkan hasil pertanian.
                   Untuk mendukung kegiatan dan pengetahuan para petani di Kelurahan Jahab, para petani bergabung dalam kelompok tani yang terdiri dari 20 kelompok tani. Peran kelompok tani yaitu sebagai wadah para petani untuk  berdikusi mengenai permasalahan pertanian mereka dan juga sebagai wadah/jembatan untuk meminta bantuan kepada pemerintahan setempat. Bantuan yang pernah diterima oleh kelompok-kelompok tani berupa pupuk, obat-obatan dan juga bibit. Menurut salah seorang Ketua Kelompok Tani Tunas Baru yang bernama Pak Arifin beliau mengatakan bahwa kelompok tani di Kelurahan Jahab saat ini sedang mengalami hambatan karena dua tahun terakhir ini tidak sama sekali mendapatkan bantuan berupa pupuk dari pemerintah setempat. Kebanyakan petani yang terdapat di Kelurahan Jahab didominasi oleh petani penggarap dengan usia yang tidak produktif lagi, hal ini terjadi karena kebanyakan para pemuda banyak yang berminat untuk bekerja di perusahaan.

Sumber: Lahan Pertanian Padi di RT 18 Gunung Triyu Jahab, Dokumentasi Penulis
Untuk pengairan sendiri, masyarakat Kelurahan Jahab khususnya petani memanfaatkan sumber air yang berasal dari pegunungan untuk mengairi area pertanian mereka dengan menggunakan pipa paralon. Menurut Pak Arifin pengairan merupakan kendala utama untuk para petani khususnya pada musim kemarau. Pada musim kemarau para petani hanya memanfaatkan pengairan tadah hujan sehingga menyebabkan penurunan produktivitas pertanian yang mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat yang mayoritasnya petani. Selain masalah pengairan, masalah utama lainnya lagi adalah dalam sistem pengolahan sawah yang dilakukan oleh kebanyakan petani yang ada di Kelurahan Jahab masih menggunakan sistem tradisional dan sama sekali belum sepenuhnya menggunakan teknologi tepat guna.  Seperti keterbatasan mesin tresir (perontok padi) sehingga jika musim panen tiba hanya beberapa orang saja yang bisa mengunakannya dan sebagian besar orang memilih dengan dipukul-pukul atau dirontok secara alami, karena jika harus menunggu dan bergantian khawatir padi akan rusak.

                   Hasil pertanian padi di Kelurahan Jahab banyak dikonsumsi sendiri artinya hasil pertanian mereka tidak secara komersil (tidak untuk dijual hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri), tetapi ada juga sebagian masyarakat yang meperjual-belikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.
GAMBAS
Sumber: Lahan Pertanian Gambas di RT 10 Jahab, Dokumentasi Penulis
Gambas atau oyong (bahasa latin: Luffa acutangula, suku labu-labuan atau Cucurbitaceae), adalah komoditi sayuran minor. biasanya dilakukan di pekarangan atau bagian ladang yang tidak digunakan untuk tanaman lain. Gambas dipanen buahnya ketika masih muda Penanamannya dan diolah sebagai sayur. Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/merambat. Tanaman oyong membutuhkan iklim kering dengan ketersediaan air yang cukup sepanjang musim, tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Tanaman oyong toleran terhadap berbagai jenis tanah, hampir semua jenis tanah cocok ditanami oyong.

                   Berikut merupakan pemaparan tentang langkah-langkah dalam bercocok tanam gambas atau oyong:
1.    Pembuatan Benih
Untuk memproduksi benih sendiri dapat dilakukan dengan buah dipotong melintang, bijinya dikeluarkan, dibungkus kertas dan dikeringkan. Biji disimpan dalam stoples yang tertutup rapat yang telah diisi berupa arang atau abu sekam.
2.    Persemaian
Gambas atau oyong diperbanyak dengan biji. Benih gambas atau oyong dapat ditanam langsung di lapangan dengan menggunakan para-para atau teralis untuk tempat merambatnya sulur.
3.    Penanaman dan pemupukan
Benih ditanam secara langsung atau melalui pesemaian. Bila ditanam secara langsung, masukkan biji gambas atau oyong sebanyak 2-3 butir tiap lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah setebal 1-1,5 cm. Pemupukan tanaman gambas menggunakan pupuk kandang kambing karena menurut para petani di Kelurahan Jahab jika menggunakan pupuk kandang sapi lebih banyak mengandung gas yang tidak baik untuk pertumbuhan tanaman gambas.
4.    Pemeliharaan atau perawatan
Pemeliharaan atau perawatan tanaman gambas atau oyong yang biasa dilakukan adalah pemangkasan daun apabila daun terlalu rimbun, penyiraman dan penyiangan.
5.    Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman gambas atau oyong antara lain kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri dan virus mosaik. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Bila harus menggunakan pestisida, pestisida yang digunakan adalah pestisida yang relatif aman sesuai rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya.
6.    Panen dan pasca panen
Ciri-ciri umum buah gambas atau oyong yang siap dipanen antara lain adalah buah berukuran maksimum, tidak terlalu tua, belum berserat, dan mudah dipatahkan. Pemanenan gambas atau oyong dapat dilakukan berulang-ulang biasanya pemanenan dilakukan setiap dua hari sekali. Banyaknya hasil panen tergantung dengan luasnya lahan tanam pertanian gambas atau oyong. Seorang petani gambas di Kelurahan Jahab rata-rata mendapatkan hasil panen satu kwintal dengan harga jual Rp 3.000,00/kg sehingga total penghasilan yang didapat Rp 3.000.000,00 dalam sepuluh kali panen selama 20 hari. Beliau pernah menggunakan modal hanya Rp 500.000,00 dengan hasil keuntungan Rp 13.000.000,00 dan yang menarik perhatian kami dari hasil wawancara adalah beliau juga pernah mendapatkan keuntungan yang bisa dikatakan sangat besar yaitu Rp 28.000.000,00 dengan menggunakan modal hanya Rp 1.000.000,00. Menurut beliau gambas atau oyong merupakan komoditi pertanian sayur yang menghasilkan keuntungan cukup besar dan cepat tetapi yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pada tahap pemeliharaan atau perawatan yang harus ekstra dan rutin sehingga dalam tiga bulan bisa mencapai 45 kali panen.
Sumber: Lahan Pertanian Gambas di RT 10 Jahab, Dokumentasi Penulis
Gambas atau oyong hanyalah sayuran minor, namun memiliki manfaat yang luar biasa yang dikandung bagian tumbuhan ini. Berikut beberapa manfaat buah gambas atau oyong bagi kesehatan dan cara pengolahannya:
1.    Buah  gambas atau oyong untuk penyakit asma. Ambil gambas atau oyong yang muda berserta tangkainya dan buatlah jus. Minumlah jus ini 2 kali sehari secara teratur.
2.    Buah gambas atau oyong bisa melancarkan peredaran darah. Ambil gambas atau oyong 250 gram dan jamur kuping hitam 20 gram, masaklah sesuai selera dan masakan tersebut berkhasiat untuk melancarkan peredaran darah.
3.    Buah gambas atau oyong bisa memperbanyak ASI. Gambas atau oyong sangat baik bagi ibu-ibu menyusui karena dapat memperbanyak ASI. Caranya setiap 6 gram bubuk gambas atau oyong dengan ½ gelas air panas, diminum 1-2 kali dalam sehari.
4.    Buah gambas atau oyong untuk penyakit radang usus. Caranya, ambil gambas ataua oyong yang sudah tua secukupnya. Pangganglah gambas atau oyong hingga kering dan tumbuklah hingga halus. Setiap 20 gram bubuk oyong diseduh dengan air panas ½ gelas dan minumlah 1-2 kali dalam sehari.
5.    Buah gambas atau oyong untuk penyakit radang kelenjar telinga. Ambil gambas atau oyong 500 gram dipotong kecil-kecil dan sambiloto 50 gram, rebuslah kedua bahan ini dengan air 2 liter, biarkan hingga air rebusan tersisa 500 cc, dan minumlah 2-3 kali dalam sehari.
6.    Biji gambas atau oyong untuk penyakit cacingan. Biji gamabs atau oyong hitam 30 gram untuk anak-anak dan 40-50 gram untuk orang dewasa ditumbuk halus. Seduhlah bubuk itu dengan air panas secukupnya.Minumlah 1 kali dalam sehari.
7.    Buah gambas atau oyong untuk penyakit radang tenggorokan. Ambillah satu buah gambas atau oyong yang masih muda dan buatlah jus lalu tambahkan juga Gula batu yang telah dicairkan. Penggunaanya, minumlah 2-3 kali dalam sehari secara teratur.
8.    Gambas atau oyong sebagai obat anti diabetes. Sayur gambas atau oyong tentu tak asing bagi masyarakat Indonesia. Kandungan senyawa Cucurbitasin dalam biji gambas atau oyong berperan dalam menurunkan gula darah. Beragam penelitian memang membuktikan senyawa yang terkandung pada anggota famili Cucurbitaceae ini sebagai Antidiabetes. Caranya, potong gambas atau oyong hingga kering dan tumbuklah hingga halus. Setiap 20 gram bubuk gambas atau oyong diseduh air panas setengah gelas dan minumlah 1-2 kali sehari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar